• Antara Aku dan Rokok-Rokokku..
  • Jeritan Akan Keadaan..
  • Dan dunia yang semakin sesak..

To Do, To Have, or To Be?

Ada masa di mana orang terfokus untuk melakukan sesuatu (to do). Ada saat memfokuskan diri untuk mengumpulkan (to have). Ada yang giat mencari makna hidup (to be). Celakanya, tidak semua orang mampu melewati tiga tahapan proses itu.

Fase pertama, fase to do. Pada fase ini, orang masih produktif. Orang bekerja giat dengan seribu satu alasan. Tapi, banyak orang kecanduan kerja, membanting tulang, sampai mengorbankan banyak hal, tetap tidak menghasilkan buah yang lebih baik. Ini sangat menyedihkan. Orang dibekap oleh kesibukan, tapi tidak ada kemajuan. Hal itu tergambar dalam cerita singkat ini. Ada orang melihat sebuah sampan di tepi danau. Segera ia meloncat dan mulailah mendayung. Ia terus mendayung dengan semangat. Sampan memang bergerak. Tapi, tidak juga menjauh dari bibir danau. Orang itu sadar, sampan itu masih terikat dengan tali di sebuah tiang.

Fase kedua, fase to have. Pada fase ini, orang mulai menghasilkan. Tapi, ada bahaya, orang akan terjebak dalam kesibukan mengumpulkan harta benda saja. Orang terobesesi mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya. Meski hartanya segunung, tapi dia tidak mampu menikmati kehidupan. Matanya telah tertutup materi dan lupa memandangi berbagai keindahan dan kejutan dalam hidup. Lebih-lebih, memberikan secuil arti bagi hidup yang sudah dijalani. Banyak orang masuk dalam fase ini.

Dunia senantiasa mengundang kita untuk memiliki banyak hal. Sentra-sentra perbelanjaan yang mengepung dari berbagai arah telah memaksa kita untuk mengkonsumsi banyak barang.

Bahkan, dunia menawarkan persepsi baru. Orang yang sukses adalah orang yang mempunyai banyak hal. Tapi, persepsi keliru ini sering membuat orang mengorbankan banyak hal. Entah itu perkawinan, keluarga, kesehatan, maupun spiritual.

Secara psikologis, fase itu tidaklah buruk. Harga diri dan rasa kepuasan diri bisa dibangun dengan prestasi-prestasi yang dimiliki. Namun, persoalan terletak pada kelekatannya. Orang tidak lagi menjadi pribadi yang merdeka.

Seorang sahabat yang menjadi direktur produksi membeberkan kejujuran di balik kesuksesannya. Ia meratapi relasi dengan kedua anaknya yang memburuk. "Andai saja meja kerja saya ini mampu bercerita tentang betapa banyak air mata yang menetes di sini, mungkin meja ini bisa bercerita tentang kesepian batin saya...," katanya.

Fase itu menjadi pembuktian jati diri kita. Kita perlu melewatinya. Tapi, ini seperti minum air laut. Semakin banyak minum, semakin kita haus. Akhirnya, kita terobsesi untuk minum lebih banyak lagi.

Fase ketiga, fase to be. Pada fase ini, orang tidak hanya bekerja dan mengumpulkan, tapi juga memaknai. Orang terus mengasah kesadaran diri
untuk menjadi pribadi yang semakin baik. Seorang dokter berkisah. Ia terobesesi menjadi kaya karena masa kecilnya cukup miskin. Saat umur menyusuri senja, ia sudah memiliki semuanya. Ia ingin mesyukuri dan memaknai semua itu dengan membuka banyak klinik dan posyandu di desa-desa miskin.

Memaknai hidup

Ia memaknai hidupnya dengan menjadi makna bagi orang lain. Ada juga seorang pebisnis besar dengan latar belakang pertanian hijrah ke desa untuk memberdayakan para petani. Keduanya mengaku sangat menikmati pilihannya itu.

Fase ini merupakan fase kita menjadi pribadi yang lebih bermakna. Kita menjadi pribadi yang berharga bukan karena harta yang kita miliki, melainkan apa yang bisa kita berikan bagi orang lain.

Hidup kita seperti roti. Roti akan berharga jika bisa kita bagikan bagi banyak orang yang membutuhkan. John Maxwell dalam buku Success to Significant mengatakan "Pertanyaan terpenting yang harus diajukan bukanlah apa yang kuperoleh. Tapi, menjadi apakah aku ini?"

Nah, Mahatma Gandhi menjadi contoh konkret pribadi macam ini. Sebenarnya, ia menjadi seorang pengacara sukses. Tapi, ia memilih memperjuangkan seturut nuraninya. Ia menjadi pejuang kemanusiaan bagi kaum papa India.

Nah, di fase manakah hidup kita sekarang? Marilah kita terobsesi bukan dengan bekerja atau memiliki, tetapi menjadi pribadi yang lebih matang, lebih bermakna dan berkontribusi!

Semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi kita semua...One Love One Soul..!

Sumber : Pribadi To Do, To Have, atau To Be? oleh Anthony Dio Martin

Ketaatan

Di dalam hidup..
Kita seringkali tidak mengerti akan arti dari suatu ketaatan..
Seringkali kita memiliki ribuan keinginan dan mengacuhkan didikan..
Dan seringkali kita melihat segala sesuatu hanya dari sisi keuntungan saja..

Hidup memang merupakan rahasia Yang Maha Kuasa..
Apa yang kita harapkan memang terkadang tidak sesuai dengan kenyataan yang ada..
Ketika kita mengharapkan hal yang indah menurut pandangan kita..
Terkadang justru itu bukanlah yang diinginkan oleh Sang Pencipta..

Di dalam kehidupan.. memang segala sesuatunya tidak selalu menjanjikan hal-hal yang indah..
Terkadang kita berada di posisi yang menyenangkan..terkadang kita juga berada di posisi yang tidak kita inginkan..
Tetapi..ada hal yang terkadang dilupakan oleh setiap orang..yaitu KETAATAN..

Ketaatan membuatmu sabar menghadapi takdir yang harus kau lalui..
Ketaatan membuatmu sanggup untuk terus bersikap positif meskipun semua hal terlihat tidak memberikan keuntungan bagimu..
Dan ketaatan membuatmu tetap berdiri teguh meskipun berat hatimu menerima kenyataan yang ada..

Terkadang di dalam kehidupan, kita diizinkan untuk sering mengalami pengasahan..
Pengasahan memang terkadang menyakitkan dan memberikan luka di hati..
Namun..ada hal penting yang harus kita ketahui..
Yaitu jika kita tetap memiliki ketaatan dalam menjalani hidup tanpa mengeluh ketika harus melalui pengasahan tersebut..
Ketahuilah..sesungguhnya pengasahan itu akan membuka mata kita tentang hal-hal baru yang belum pernah terlihat sebelumnya..

Di dalam ketaatan akan selalu akan ada pertolongan dalam mengerjakan hal yang menjadi tanggung jawab kita..
Di dalam ketaatan..kita akan berubah menjadi pribadi yang lebih baik..

Di dalam ketaatan..kita akan semakin mengerti akan hal-hal baru yang sesungguhnya lebih baik dari hal-hal yang kita ketahui selama ini..
Dan di dalam ketaatan..kita akan semakin menyadari..
Bahwa Yang Maha Kuasa selalu mempersiapkan jalan yang terbaik di dalam hidup kita..

ANAK AUTIS"BUKAN LAH SUATU KUTUKAN HIDUP"

Seperti biasa Kami selalu telat dalam memperingati suatu Acara,termasuk kemarin Pada saat Hari AUTIS sedunia.Kami memang tidak cukup tahu dan ataupun harus kami sebarluaskan dengan apa yang sedikit kami tahu.Kami mengucapkan Selamat Hari Autis kepada 2 orang,Yaitu mereka yang sebagai Orang tua kedua bagi para penderita Autis.Memang autis sendiri sudah banyak terjadi di Dunia,terutama kami mengkhusukan pada Negara Kita Indonesia.Autis terjadi palang banyak pada Anak laki - laki.Sebelumnya kami berterimakasih kepada Wikipedia dan kami mendapatkan info mengenai gejala penderita Autis ini.Dibawah ini merupakan tanda - tandanya.
Pada Penderita Autis biasanya Anak akan :
* - tidak bisa menguasai atau sangat lamban dalam penguasaan bahasa sehari-hari
* - hanya bisa mengulang-ulang beberapa kata
* - mata yang tidak jernih atau tidak bersinar
* - tidak suka atau tidak bisa atau atau tidak mau melihat mata orang lain
* - hanya suka akan mainannya sendiri (kebanyakan hanya satu mainan itu saja yang dia mainkan)
* - serasa dia punya dunianya sendiri
* - tidak suka berbicara dengan orang lain
* - tidak suka atau tidak bisa menggoda orang lain
Itu tadi merupakan gambaran kecil bagaimana perilaku dan sikap anak autis.
Sebenarnya Autis adalah suatu penyimpangan sikap pada seorang anak tentang Respon terhadap dunia atau lingkugan mereka.Umumnya pada penderita Autisme itu,serasa memiliki dunianya sendiri dan kurang merespon orang lain.
Pada keadaan inilah Peran Orang Tua sangatlah dibutuhkan dan bagaimana cinta kasih Orang tua sangatlah dalam kepada Anaknya.Dalam mengasuh Anaknya yang Autis,Mereka sebagai Ortu harus memilki tingkat kesabaran tingkat tinggi dan mental yang kuat,bagaimana tidak?,mereka harus mampu memberikan penjelasan,pembelajran,erta pembelaan terhadap Anaknya yang menderita Autis dan kepada Orang di lingkuannya.Untuk itulah rata - rata Ortu harus bekerja keras dalam Hal ini.Cinta kasihnya terhadap anaknya sedikit sekali mendapat respon dari Anaknya,tapi bagi ortu ini adalah hal biasa selama anaknya bahagia.
Maka Oleh itu,Kami dengan bangga memberikan penghargaan dan pernyataan Khusus Bagi mereka para Orang Tua yang tetap bertahan dan sabar menyayangi anaknya yang menderita Autisme dan Kasih sayangnya adalah kemampuan untuk merubah Sikap anak untuk terlepas dari Autis ini.Ingat,Autis bukanlah penyakit yang tidak bisa sembuh namun akan sembuh jika kita terus berusaha.
Karena itu,Kemarin tanggal 2 April sepatutnya menjadi relavansi hidup dan tantangan untuk maju dan menghilangkan paradigma Autisme di Indonesia dan memberikan Harapan besar bagi Orang tua ataupun Sang Anak sendiri,Amien.

Berbagi Sedikit Tentang Flash Fiction

Ketika banyak orang bertanya tentang genre dan tentang apa buku ini, saya hanya bisa menjawab; Flash Fiction

***

Flash fiction adalah karya fiksi yang sangat singkat, bahkan lebih ringkas daripada cerita pendek. Walaupun tidak ada ukuran jelas tentang berapa ukuran maksimal sebuah flash fiction, umumnya karya ini lebih pendek dari 1000 atau 2000 kata. Rata-rata flash fiction memiliki antara 250 dan 1000 kata. (Sebagai perbandingan, ukuran cerita pendek berkisar antara 2.000 dan 20.000 kata. Rata-rata panjangnya antara 3.000 dan 10.000 kata.)

***

Beberapa karya di Indonesia sudah menyebut flash fiction dengan beberapa nama[rujukan?]. Graffiti Imaji terbitan Yayasan Multimedia Sastra, sebagai contoh, adalah antologi “cerpen pendek”. Flash! Flash! Flash! terbitan Gradien menyebut dirinya sebagai kumpulan “cerita sekilas”. Sejumlah sastrawan juga menyebutnya sebagai “cerita mini”, disingkat “cermin”. Semua ini mengacu pada rupa flash fiction yang sepertinya dirancang untuk dibaca sekaligus. Keterbatasan jumlah kata flash fiction sendiri sering kali memaksa beberapa elemen kisah (protagonis, konflik, tantangan, dan resolusi) untuk muncul tanpa tersurat; cukup hanya disiratkan dalam cerita. Secara ekstrem, prinsip ini dicontohkan oleh Ernest Hemingway dalam cerita enam katanya, “Dijual: sepatu bayi, belum pernah dipakai.”

***

Flash fiction sering disebut dengan nama lain “sudden fiction”, “micro fiction”, “postcard fiction” atau “short-short fiction”. Jenis fiksi ini adalah sub-genre dari cerita pendek (cerpen). Ciri khas dari genre ini adalah jumlah kata yang lebih sedikit. Cerpen yang biasa kita kenal memiliki jumlah kata berkisar 2.000-20.000 kata. Sedangkan flash fiction memiliki jumlah kata kurang dari 2000 kata, sehingga secara umum flash fiction yang ditulis akan berkisar antara 250-1500 kata. Sebagai panduan, biasanya flash fiction dimaksudkan untuk dibaca sekejab (flash), atau sepuntungan rokok. Karena jumlah kata yang sedikit, seringkali flash fiction berbeda dalam elemen pembentuk cerita. Kalau dalam novel atau cerpen tradisional misalnya kita bisa membuat karakter baik protagonis, antagonis, setting, konflik, dan penyelesaian, seringkali karena sedikitnya kata yang bisa dipakai beberapa elemen ini bisa hilang.

***

Sebenarnya flash fiction sudah ada sejak lama, namun perkembangan internet dan blog yang menghendaki karya yang terus menerus diupdate maka flash fiction mulai mendapat tempatnya. Kemudian beberapa majalah mulai memuatnya, dan kemudian mulai merambah buku. Versi lain dari flash fiction adalah micro fiction atau short-short fiction. Berbeda dengan yang lain, kalau kita membuat micro fiction maka semua elemen cerita harus muncul, yaitu karakter, setting, konflik dan penyelesaian. Ini lebih repot lagi. Kadang-kadang kalau dibaca, micro fiction ini malah terasa seperti puisi dalam bentuk prosa. Microfiction ini memiliki jumlah kata berkisar 300 kata.

***

Microfiction sudah pendek, ternyata ada yang lebih pendek lagi yaitu nanofiction. Nanofiction berasal dari istilah yang diperkenalkan oleh R. Sean Borgstrom untuk mendeskripsikan sesuatu yang dipakai dunia game. Mungkin beberapa tahun lalu kita pernah gemar memainkan permainan karu Magic:The Gathering. Kalau dilihat di bagian bawah kartu tertulis beberapa kata yang menceritakan tentang karakter yang ada pada kartu. Seperti itulah nanofiction. Walaupun cuma separagraf, kata-kata yang tercantum dalam kartu tersebut mendeskripsikan motif, atmosfer permainan, dan latar belakang karakter tersebut. Beberapa jenis flash fiction terbentuk berdasar jumlah kata yang boleh dipakai. Misalnya 55 fiction dimana jumlah katanya harus 55 kata. Tidak boleh lebih dan tidak boleh kurang (tidak termasuk judul). Kemudian ada Drabble dimana jumlah katanya harus 100 kata. Kalau dipikir-pikir, repot juga kalau harus menulis dibatasi sebanyak sekian kata. Semua kata harus dipikirkan kegunaannya supaya efektif. Tidak boleh membuat tulisan dengan gaya mendayu-dayu, karena bisa membuat kata-kata yang dipakai bertambah banyak.

Hidup bukanlah Mp3 player

Cerita ini adalah “kisah nyata” yang pernah terjadi di Amerika. Seorang pria membawa pulang truk baru kebanggaannya, kemudian ia meninggalkan truk tersebut sejenak untuk melakukan kegiatan lain.

Anak lelakinya yang berumur 3 tahun sangat gembira melihat ada truk baru, ia memukul-mukulkan palu ke truk baru tersebut. Akibatnya truk baru tersebut penyok dan catnya tergores.

Pria tersebut berlari menghampiri anaknya dan memukulnya, memukul tangan anaknya dengan palu sebagai hukuman.

Setelah sang ayah tenang kembali, dia segera membawa anaknya ke rumah sakit. Walaupun dokter telah mencoba segala usaha untuk menyelamatkan jari- jari anak yang hancur tersebut, tetapi ia tetap gagal. Akhirnya dokter memutuskan untuk melakukan amputasi semua jari pada kedua tangan anak kecil tersebut.

Ketika anak kecil itu sadar dari operasi amputasi dan jarinya telah Tidak ada dan dibungkus perban, dengan polos ia berkata, “Papa, aku minta maaf tentang trukmu.” Kemudian, ia bertanya,”tetapi kapan jari-jariku akan tumbuh kembali?”
Ayahnya pulang ke rumah dan melakukan bunuh diri.

Renungkan cerita di atas!
Berpikirlah dahulu sebelum kau kehilangan kesabaran kepada seseorang yang kau cintai. Truk dapat diperbaiki. Tulang yang hancur dan hati yang disakiti seringkali tidak dapat diperbaiki. Terlalu sering kita gagal untuk membedakan antara orang dan perbuatannya, kita seringkali lupa bahwa mengampuni lebih besar daripada membalas dendam.

Orang dapat berbuat salah. Tetapi, tindakan yang kita ambil dalam kemarahan akan menghantui kita selamanya. Tahan, tunda dan pikirkan sebelum mengambil tindakan. Mengampuni dan melupakan, mengasihi satu dengan lainnya.
Ingatlah, jika kau menghakimi orang, kau tidak akan ada waktu untuk mencintainya.
Waktu tidak dapat kembali…

Hidup bukanlah sebuah Mp3 player, yang dapat di backward… dan Forward…
HIDUP hanya ada tombol PLAY dan STOP saja…

Jangan sampai kita melakukan kesalahan yang dapat membayangi kehidupan kita kelak……. ..
Yang menjadi sebuah inti hidup adalah “HATI” : Hati yang dihiasi belas kasih dan cinta kasih…
CINTA KASIH merupakan nafas kehidupan kita yang sesungguhnya.

 

hope you like jamming too . . . Design by Insight © 2009